RESENSI BUKU

RESENSI BUKU

 disusun Tusilah


SAJIAN NATURALISME DAN IDE YANG KREATIF

  • Judul novel : Lepaskan Aku dengan Bismillah
  • Pengarang :Susy Wiranatakusumah
  • Penerbit : Oase Pustaka
  • Tahun terbit : 2022 ( cet.kedua)
  • Jml hal. : 188 + iv

Membaca novel yang berjudul "Lepaskan Aku dengan Bismillah" ini sungguh mengoyak perasaan dan menguras air mata.Novel yang oleh penulisnya ini dipersembahkan khusus kepada wanits ini diharapkan dapat lebih instropeksi diri atas apa yang menjadi sebutan "orang kedua" jika itu terjadi pada diri wanita.

Siapapun dia ,apapun profesinya,hendaklah menjadi wanita baik-baik yang tidak mengganggu pasangan orang meskipun itu sebuah permintaan seseorang yang kita cintai.Wanita yang biasa disebut makhluk yang lemah tetapi bukan lemah dalam hal menentukan sikap.Namun lebih waspada dalam menghadapi persoalan.Selain itu berusahalah menjadi orang bijak dengan berusaha memahami diri sendiri.

Novel ini mengisahkan sepasang suami istri,Hisyam yang pengusaha dan Feni seorang jurnalis pada media cetak.Sudah 6 tahun mereka menikah namun belum juga dikaruniai anak.Ibu Hisyam lelah menanti hadirnya cucu karena Hisyam sebagai anak tunggal satu- satunya pewaris dalam keluarga Abah Mukhlis dan Umi Aminah.Pada tahun kedelapan Aminah kembali memberi ultimatum kepada Feni yaitu harus mengizinkan Hisyam ,suaminya,untuk menikah lagi demi mendapatkan cucu.

 Sukma nama gadis pilihan Aminah yang akan dijodohkan dengan Hisyam untuk menjadi istri keduanya.Dengan segala daya Aminah  memaksakan kehendaknya kepada anak dan menantunya.Feni yang selalu disalahkan dan Hisyam yang cenderung selalu menuruti kehendak uminya,menerima perjodohan itu.

Masa PDKT pun dimulai.Semua didesain oleh Aminah,mulai masa perkenalan hingga rencana selanjutnya.Sukma yang berprofesi guru di sebuah Madrasah Aliyah pada awalnya tampak baik,salehah,santun namun lama- kelamaan muncul juga watak aslinya yang berbalik seratus delapan puluh derajad.Sukma ingin menguasai semuanya di balik pernikahan itu.Makanya rela menjadi istri kedua meskipun dia bisa dibilang perawan kencur yang sudah yatim piatu dan berprofesi guru.Hisyam pun tersihir dengan kepalsuan Sukma hingga mulai mendua dan mengabaikan Feni istrinya yang setia.

Feni merasa tidak dipedulikan lagi oleh Hisyam.Bahkan Hisyam mulai suka berbohong dan pulang terlambat karena menghabiskan waktunya bersama Sukma.Kesakitan mulai dirasakan Feni.Untuk membunuh rasa itu,Feni lebih menekuni jurnalistiknya.Hampir sepanjang waktunya Feni bekerja bahkan lembur di kantornya.Hal itu menimbulkan kecurigaan sahabat-sahabatnya.Riska paling peduli namun Feni tetap menyembunyikan kepedihannya.Baru pada titik paling kritis Feni bercerita kepada Riska dan Amarta bahwa suaminya akan dinikahkan lagi oleh ibunya dalam waktu dekat.

 Masalah yang dihadapi Feni sangat pelik dan tidak mungkin diubah lagi.Sesungguhnya Hisyam tetap memikirkan Feni,andai gagal nikah pun tidak masalah kalau Feni menghendakinya.Namun Feni tidak mungkin melawan kehendak ibu mertuanya.Feni lebih menekuni pekerjaannya untuk melupakan semua itu.Di saat jelang pernikan Hisyam dan Sukma itu,Feni mendapat tawaran kerja ke Jepang.Riska menyarankan agar Feni berangkat sambil refreshing menghilangkan beban beratnya.Dilema lagi yang dihadapi Feni.Hari keberangkatan ke Jepang itu bersamaan dengan hari pernikahan suaminya yang sudah ditentukan mertuanya.Feni sudah berjanji akan hadir pada hari pernikahan itu.Jadi,bagaimana mungkin Feni ingkar janji demi kerja kantor ke Jepang itu.

Feni terus memikirkan itu.Dengan kesabaran ia menyiapkan kamar pengantin untuk suaminya nyaris sempurna penataanya dan Feni berangkat ke kantornya.Sampai larut malam Feni belum pulang ,Hisyam begitu cemas menanti.Pada lewat tengah malam Feni baru sampai rumah.Hisyam bergegas menyambut.Alangkah terkejutnya Feni tak sadarkan diri begitu membuka pintu mobilnya.Hisyam segera membawanya ke rumah sakit.

Feni mengalami koma selama 3 hari.Feni terindikasi pembuluh darahnya pecah dan mengalami pendarahan otak akibat berpikir terlalu keras.Hisyam hanya bisa pasrah dan merasa bersalah.Dengan sabar ditungguinya istrinya itu.Kedua orang tuanya juga Feni berada di situ.Saat Feni sadar,Hisyam sangat bahagia,berkebalikan dengan Sukma yang berharap Feni tidak akan sadar selamanya.

Sungguh tidak etis,Aminah dan Sukma membahas hari pernikahan esok paginya.Feni mengiyakan,Hisyam menyetujui dengan syarat ijab kabul dilaksanakan di kamar tempat Feni dirawat.

Benar terjadi,keesokan harinya,di tempat itu dilaksanakan ijab kabul,pernikahan kedua Hisyam,disaksikan Feni sebagai saksi dan Riska sahabatnya.Prosesi yang cepat dan mengharukan,hanya dihadiri sepuluh orang saja.Seusai ijab kabul itu Feni kembali pingsan dan kejang-kejang.

Dokter dan suster kembali memberi pertolongan kepada Feni.Hanya sesaat Feni sadar dan meminta berbicara kepada suaminya berdua saja.Dengan sekuat tenaga Feni bicara terbata- bata.Dia meminta kepada Hisyam agar ikhlas melepaskannya dengan bismillah.Hisyam pun memenuhi permintaan terakhir Feni ,"Baiklah,aku akan melepas kepergianmu,sekarang tidurlah dengan damai,maafkan aku Feni,bismillahirrohmanirrohim,pergilah sayang,innalillahi wainna illaihi rojiun".

Sesal tak kan pernah selesai.Iringan tangis  mengakhiri urusan dunia Feni.

Akhir cerita yang memilukan.Sungguh novel ini mampu mengharubirukan pembacanya.Penulis berhasil mengungkapkan segala situasi secara ekspresif.Karakter Feni yang penurut,Aminah sosok ibu mertua yang diktaktor dan otoriter,pun Hisyam yang tidak teguh pendirian,tak ketinggalan Sukma yang egois menjadi jalinan cerita yang menarik.Hanya saja,tindakan- tindakan tokoh yang terkadang di luar nalar dan akal sehat membuat pembaca tidak mudah menerimanya.Namun,ini tetap menjadi "kontras" yang menarik.Anda penasaran bukan dengan alur ceritanya? Novel ini sesuai dibaca kaum wanita dan kalangan umum yang ingin memenuhi hobi membacanya.


Bionarasi

Putri Bungsu nama penanya,lahir di Kulon Progo tanggal 26 September.Wanita berzodiak Libra ini gemar membaca,menulis,dan avontur.Pegiat di komunitas Sastra Kudung Semilir sejak 2017. Bergabung dengan beberapa komunitas sastra dan telah menerbitkan 4 buku puisi tunggal dan seratus lima puluhan  buku antologi bersama.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "RESENSI BUKU"

Posting Komentar