KREATIVITAS HARGA MATI
KREATIVITAS
HARGA MATI
Pembelajaran tatap muka
terbatas adalah kebijakan pemerintah yang dimulai sejak bulan juli 2021 yang
jadi pengharapan bagi anak-anak sebagai pelepas dahaga akan ilmu yang mereka
rindukan, rindu sekolah, rindu ruang kelas, rindu teman, rindu guru, rindu
pelajaran IPA, agama, matematika sampai seni budaya. Akan tetapi dengan adanya
pembelajaran tatap muka tidak luput dari pro dan kontra bagi masyarakat
khususnya orang tua siswa. Ada yang pro karena merasa anak dirumah semakin meresahkan
atau menyusahkan bahkan membebani para
orang tua. Anak merasa semakin tak terkendali karena banyak waktu terbuang
dengan selalu bermain atau bahkan keasyikan memegang gadget, dan masih banyak
sekali problematika yang muncul.
Selain kasus diatas ada juga
yang kontra dengan kebijakan pemerintah, yaitu rasa takut akan bahayanya virus
covid-19, mereka khawatir akan keselamatan anaknya. Terlepas dari pro dan
kontra pembelajaran tatap muka tersebut yang terpenting adalah anak-anak bisa
tetap belajar baik dengan tatap muka ataupun daring dan juga dengan
pertimbangan kesehatan, keselamatan dan selalu menaati protokol kesehatan.
Dari fenomena diatas khususnya
pada masa pembelajaran seni budaya ternyata sangat berdampak sekali. Anak-anak
ternyata selama daring sangat kurang dalam mengembangkan jiwa ksenian mereka.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap kelangsungan berkesenian didalam kehidupan
mereka. Pandemi covid-19 yang berdampak serius terhadap aktivitas seni budaya
mereka.
Melalui kebijakan work
from home, social distancing, pada sektor kesenian, baik seni musik, seni tari,
seni rupa dan seni teater tetap terpengaruh. Karena karakter dari seni adalah
dengan adanya ruang pentas yang terdominasi secara fisik seperti gedung
pertunjukan, studio panggung, lapangan, ataupun ruang-ruang terbuka lainnya. Dimana
ruang pentas diubah menjadi virtual (online), dan pastilah unsur estetika pun
akhirnya terkoneksi tajam. Dan tidak hanya sampai disitu saja kekurangan dari
aksi performance mereka dalam menampilkan karya-karya mereka. Mereka juga tidak
luput dari ketercukupan akses data internet agar tampilan tidak tersendat
sampai pertunjukan mereka berakhir demi tersampaikannya pesan. Fenomena ini
mungkin tidak hanya pada pelajaran berkesenian.
Albert Einstein berkata “ The most beautiful thng we can experience is the mysterious it is the source of all true art and science”. Maka dari itu berkesenian tidak akan pernah mati, totalitas nafas karya siswa dan guru khususnya dalam mata pelajaran seni budaya tentu sangat dipertaruhkan dalam melewati masa darurat pandemic ini. Siswa dan guru seni budaya tidak akan kehilangan akal untuk terus berdaya upaya untuk mencari solusi, terus berinovasi dan berkreasi untuk menghasilkan karya terbaik. Ada banyak cara untuk mencari solusi agar bisa tetap berkarya di masa pandemic ini. Diantaranya adalah dengan cara bereksperimen, menjelajah, penelitian, dokumentasi, improvisasi, berkontribusi, meningkatkan keterampilan,dan membuat suatu rencana.
Pada masa pandemi ini
penerapan sistem pembelajaran yang tepat adalah secara daring, yang dilakukan
dengan cara guru meminta bantuan orang tua atau saudara untuk jadi nara sumber.
Namun dengan cara ini, tidak luput dari banyaknya kesulitan-kesulitan yang
ditemui pada pembelajaran daring seni budaya, dikarenakan beberapa faktor
diantaranya terbatasnya ruang interaksi antar guru dan siswa.
Seperti dijelaskan
diatas walau adanya keterbatasan, mereka masih bisa berkarya dengan cara
melatih kemandirian serta kreativitas masing-masing siswa. Mereka bisa belajar
dari berbagai sumber, misalkan televisi, youtube, buku, saudara, ataupun media
yang lain, mereka akan lebih fleksibel soal waktu. Ternyata dibalik
kesulitan-kesulitan pembelajaran daring dalam pembelajaran seni budaya ada
dampak positifnya, yaitu mereka dalam belajar lebih santai, lebih bs berexplore
tentang banyak hal dalam kesenian yang bisa mereka praktikan untuk sebuah karya,
mereka bisa mencari berbagai sumber seperti dari video, gambar, bagai mana cara
membuatnya beserta alat dan bahan melalui google. Siswa merasa lebih tenang dan
santai saat melakukan eksperimen tersebut di rumah. Dan dapat dilakukan dimana
saja, cukup dengan mendengarkan dan melihat penjelas karya tersebut,
Mereka bisa berkarya
dalam kondisi pandemic ini dengan ikut serta
menyelamatkan iklim dunia dalam karyanya dengan memanfaatkan sampah
plastic. Seperti kita bisa membuat patung atau benda-benda seni terapan yang bisa dikomersilkan atau hanya sekedar
pelepas kejenuhan untuk dinikmati keindahanya. Dengan demikian kita sudah
berpartisipasi dalam penyelamatan bumi dari iklim yang kian hari kian ekstrim,
karena kita tau dampak dari perubahan iklim ini lebih dahhsyat dari wabah covid
19. Apapun kondisinya kita harus tetap berkarya, karena kreativitas merupakan
harga mati dalam kehidupan kita.
NUNUNG
SUPRIYANTI, S.Pd
SMP N 2
MOJOGEDANG
0 Response to "KREATIVITAS HARGA MATI"
Posting Komentar